Total Tayangan Halaman

Selasa, 22 Mei 2012

wirauasaha mahasiswa mandiri


1.     Latar belakang
Sekarang ini banyak kaum muda atau mahasiswa yang mengeluarkan ide kreatifnya dengan menampilkannya dalam suatu objek sebagai contoh melukis,membuat kerajinan lalu mendesain baju dll. Dalam berbisnis usaha ini sangat menguntungkan karena dengan kemampuan dan ketrampilannya dalam membuat sesuatu, mereka bisa menghasilkan uang dengan karya mereka dan hobi mereka pun tersalurkan.

2.    Isi
Albert Einstein pernah menyatakan bukan ilmu yang mengakibatkan orang berhasil, tetapi ide dan imajinasi. Menjadi entrepreneur atau wirausahawan menuntut kreativitas dan ide cemerlang. Bagi sebagian orang, berwirausaha memiliki tantangan yang besar, salah satunya Irdham Arbina yang menggeluti dunia wirausaha di Bandung. Lelaki kelahiran Jakarta, 16 Februari 1985 ini memiliki usaha di bidang konveksi, merchandise, clothing, bahkan kuliner. Ketertarikan Irdham pada dunia usaha dimulai pada 2003.
Terjunnya Irdham dalam dunia bisnis awalnya masih berhubungan dengan jurusan yang ia pilih di tempatnya bersekolah, desain komunikasi visual. Bisnis pertamanya adalah konveksi dan clothing. Dia terjun langsung dalam mendesain barang-barang clothingnya dengan lable Vlys. Ia juga mengaku sering membuat desain baju untuk beberapa label clothing di Bandung. “Gue ngedesain barang-barang clothing gue, tapi gue juga suka dapet orderan dari clothing-clothing di Bandung buat ngedesain produk mereka juga,” Bisnis yang dijalani Irdham ternyata tidak mulus. Pada 2005 usahanya mengalami masalah ketika usahanya terbentur mahalnya bahan baku. Seiring waktu berjalan ia akhirnya bangkit dan mulai mengembangkan usaha di bidang merchandise sepeti pulpen, gelas, dan lainnya untuk goodie bag atau untuk perusahaan-perusahaan. Baru pada tahun 2011, Irdham melebarkan sayap usahanya ke bidang kuliner. Kecintaanya kepada dunia memasak akhirnya mendorong dirinya untuk memproduksi sambal tradisional khas Jawa Tengah, sambal Tolenjang menjadi sambal kemasan dengan label Sambal Hell Yeah!.
Bermodalkan kocek pribadi sebesar Rp200.000 ia memulai usaha ini. Awalnya Irdham yang mengaku cinta pedas ini sering membawa sambal buatannya saat ia melakukan pameran clothing di luar Bandung. Ternyata teman-teman Irdham sangat menyukai sambal buatannya dan mereka meminta Irdham untuk buat lagi. “Iya, jadi setiap makan bareng temen-temen di sana, gue keluarin sambel buatan gue buat di makan bareng, akhirnya mereka minta dibuatin, dari situ gue kepikiran buat sambel ini dalam kemasan botol,” katanya. Ia mengaku, setelah teman-teman dekatnya banyak memesan, ia mulai memasarkan produknya lewat situs mikro blog, twitter. Berkat twitter usaha sambalnya ini kini berkembang dan memiliki reseller di Bandung, Jakarta, Tangerang, Cirebon, dan Yogyakarta, bahkan  sudah merambah ke Samarinda dan Balikpapan.
Selanjutnya Irdham membuat warung sate maranggi di Jalan Tamansari, Bandung. Ide membuka sate ini muncul ketika ia mencoba sate maranggi di Cianjur. Rasa sate tersebut berbeda dengan sate maranggi lainnya yang disajikan dengan cabai, bawang dan tomat yang dicampur dengan kecap. Ide untuk menciptakan sate maranggi dengan rasa berbeda pun muncul di pikirannya. Ia menggunakan produk sambal Hellyeah sebagai bumbu dari sate tersebut. Lagi-lagi berkat twitter, usahanya ini mendapatkan respon yang cukup positif. Warung sate maranggi hellyeah ini buka pada malam hari, dari pukul 19.00 hingga 02.00. Ia sengaja buka di malam hari karena konsep warungnya yaitu tempat nongkrong. “Emang konsep warungnya buat nongkrong buat mahasiswa sih, warungnya kan deket kampus, jadi banyak mahasiswa yang nongkorng,” tuturnya. Selain menu sate maranggi plus nasi yang dibandrol harga Rp10.000 per porsinya ini, warung sate hellyeah milik Irdham ini menawarkan berbagai minuman dengan harga mulai Rp2.500. Salah satu minuman andalan warungnya ini adalah bir pletok. Harga makanan dan minuman yang murah ia sesuaikan dengan target pasarnya, mahasiswa. Dari semua bisnis yang ia jalankan hingga sekarang, ia dapat meraup penghasilan sekitar Rp 15 juta hingga Rp20 juta per-bulannya. Menurutnya dalam menekuni dunia bisnis, ia pribadi tidak mau bergantung pada satu bisnis saja. Ia beranggapan dengan banyaknya bisnis yang ia tekuni, ia dapat memiliki cadangan jika salah satu bisnisnya mengalami pasang surut.
“Sebaiknya memiliki lebih dari satu, harus fokus tapi jangan terlalu serius dan terlalu mengandalkan satu usaha saja,” ujarnya.(yri)
3.    Kesimpulan
Prinsip membuka suatu usaha harus memiliki jiwa yang tekun terhadap pekerjaan nya, selalu konsisten dan bekerja keras.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar